Perkembangan Varietas Pajale Di Kabupaten Bantul Tahun 2022

Tanaman padi, jagung dan kedelai atau biasa disingkat pajale merupakan komoditas tanaman pangan utama di Indonesia. Permintaan bahan pangan yang berasal dari komoditas pajale sangat tinggi, hal ini dikarenakan sebagian besar warga negara Indonesia menggunakannya sebagai bahan pangan pokok. Permintaan bahan pangan dari komoditas pajale cenderung stabil namun ketersediaannya di lapangan yang cenderung kurang stabil. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti luas lahan produktif yang semakin berkurang ataupun karena bencana alam seperti kekeringan atau banjir. Untuk mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi maka dibuatlah berbagai macam varietas tanaman pajale. Varietas ini dibuat untuk menyesuaikan kondisi lahan/tempat, misalkan lahan kering/sedikit air, lahan rawa ataupun lahan endemis hama panyakit tertentu. 

Kabupaten Bantul memiliki beberapa topografi lahan yang diantaranya lahan datar yang umumnya cocok ditanami berbagai macang tanaman, lahan berbukit/pegunungan yang memiliki sedikit pengairan dan lahan di pinggir pantai yang memiliki air yang cenderung asin/masam. Dari berbagai kondisi inilah akan banyak variasi penggunaan varietas tanaman terlebih pada daerah endemis hama penyakit tertentu.


Diagram diatas menjelaskan persentase sebaran penggunaan varietas padi pada tahun 2022 di Kabupaten Bantul. Secara umum, varietas Inpari 42 menjadi varietas dengan penggunaan tertinggi dengan nilai 27%, dilanjutkan varietas Ciherang dan Situbagendit dengan persentase 13%. Urutan selanjutnya varietas Pajajaran, IR 64, Mekongga, Sunggal, Cakrabuana dan Inpari 32. Sedangkan persentase penggunaan benih hibrida sebesar 1% dari luas tanam padi ditahun 2022.

Grafik laju sebaran varietas padi tahun 2022 Kabupaten Bantul di atas di buat berdasarkan sebaran varietas padi tahun 2022. Berdasarkan data yang ada, diambil lima (5) varietas yang paling banyak digunakan oleh petani Bantul selama tahun 2022 antara lain varietas Inpari 42, Ciherang, IR 64, Pajajaran dan Situbagendit. Dari grafik dapat dilihat pergerakan/laju penggunaan benih tiap varietas setiap bulannya.

Selanjutnya, diagram di atas menjelaskan persentase sebaran penggunaan varietas jagung pada tahun 2022 di Kabupaten Bantul. Secara umum, varietas Pioneer atau P.21 Dahsyat menjadi varietas dengan penggunaan tertinggi dengan persentase 24%, dilanjutkan varietas Bisi 2 dan P.27 Gajah dengan persentase masing-masing 21%. Dan 17%. Urutan selanjutnya varietas Bisi 226 dan Pertiwi 3. Persentase penggunaan benih jagung non hibrida sebesar 1% dari luas tanam jagung ditahun 2022.

Grafik laju pertanaman jagung tahun 2022 Kabupaten Bantul di atas di buat berdasarkan data inventarisasi varietas tanaman pangan selama tahun 2022. Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat pergerakan luasan pertanaman jagung tiap bulannya. Puncak penanaman berada di bulan Juli dengan luas tanam 1,410 hektar. Hal ini dikarenakan pada musim kemarau petani lebih cenderung menanam tanaman palawija seperti jagung daripada tanaman padi. Sebaliknya, pada musim penghujan, petani lebih memilih menanam tanaman padi daripada tanaman palawija. Hal ini dibuktikan dengan luas tanam jagung pada musim penghujan sangat rendah. 

Diagram diatas menjelaskan persentase sebaran penggunaan varietas kedelai pada tahun 2022 di Kabupaten Bantul. Secara umum, varietas kedelai yang sering ditanam di Bantul yaitu Grobogan dan Anjasmoro. Tahun 2022 ini, varietas Grobogan menjadi varietas yang paling banyak ditanam dengan persentase 61,82% dilanjutkan varietas Anjasmoro dengan persentase 37,70%. Penanaman varietas lokal sendiri hanya 0,48% dari luas tanam kedelai ditahun 2022. 

Grafik laju pertanaman kedelai tahun 2022 Kabupaten Bantul di atas di buat berdasarkan data inventarisasi varietas tanaman pangan selama tahun 2022. Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat pergerakan luasan pertanaman kedelai tiap bulannya. Puncak penanaman berada di bulan Juli dengan luas tanam 159 hektar. Hal ini dikarenakan pada musim kemarau petani lebih cenderung menanam tanaman palawija seperti kedelai daripada tanaman padi. Sebaliknya, pada musim penghujan, petani lebih memilih menanam tanaman padi daripada tanaman palawija. Hal ini dibuktikan dengan luas tanam kedelai pada musim penghujan sangat rendah.

 

Penulis  : Andri Gustiawan, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Kab.Bantul)