Latar Belakang

Kapanewon Dlingo merupakan kapanewon terluas di Kabupaten Bantul dengan topografi perbukitan dengan potensi 746 hektar sawah dan merupakan potensi besar untuk pertanian, khususnya komoditas padi.

Dilihat dari tabel produktivitas padi di Bantul selama tiga tahun terakhir, luas panen di Dlingo sebesar 3747 ha, potensi sawah sebesar 746 ha, sehingga dalam setahun IP padi masih 1,6. Petani Dlingo mampu optimal tanam padi di MT I dan hanya 60% lahan yang mampu ditanami di MT II. Oleh karena itu, petani harus optimal kan momen di MT 1 untuk menghasilkan padi untuk setahun.
Rerata provitas padi di Dlingo termasuk rendah dibanding dengan kapanewon lain di Bantul, yaitu sekitar 47-57 kuintal/ha, dibanding dengan rerata provitas padi di Bantul yaitu 62-64 kuintal/ha.
Selain karena kurangnya air di musim kemarau, rendahnya produktiivtas disebabkan karena : 1) Dlingo endemis beberapa OPT, antara lain penyakit blas dan hama wereng dan jika tidak dikendalikan maka bisa gagal panen; 2) pemupukan padi yang berlebihan dan tidak sesuai dengan rekomendasi menyebabkan petani boros pupuk dan tidak efisien; tanaman rentan penyakit; dan stagnasi produktivitas.

Penjaringan Ide
DKPP Bantul terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas padi di Dlingo dengan optimalkan potensi lokal. Penjaringan ide dalam program Inovasi "Lestari Dlingo" sangat penting agar kegiatan benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat, berbasis lokal, dan berkelanjutan. Berikut adalah langkah-langkah penjaringan ide yang dilakukan :
1. Identifikasi Permasalahan dan potensi melalui observasi langsung di lapangan untuk mengetahui tantangan yang dihadapi petani dalam budidaya padi berlanjutan. Yaitu adanya serangan hama penyakit dan kesuburan tanah yang berkurang. Alam Dlingo menyediakan bahan yang melimpah untuk membuat pupuk dan pestisida hayati.
2. Diskusi melalui pertemuan rutin poktan dan gapoktan. Melalui pertemuan, ide dan solusi berbasis lokal bisa dirembug dan disepakati. Kemudian muncul ide untuk: produksi pestisida nabati, bank pupuk untuk kelompok, dan pelatihan pertanian ramah lingkungan.
5. koordinasi dan Kolaborasi dengan pihak Luar: dengan tujuan mendapatkan sudut pandang ahli dan dukungan teknis, yaitu menggandeng dinas kabupaten dan perguruan tinggi.

Pemilihan ide
Berdasarkan penjaringan ide, disepakati bahwa keberhasilan budidaya tanaman padi harus terintegrasi dari mulai persiapan lahan hingga panen. Prinsip pertanian berkelanjutan melalui budidaya padi ramah lingkungan berbasis potensi lokal dan kemandirian petani harus diwujudkan. Inovasi harus efektif, efisien, dan mudah dilaksanakan. Inovasi Lestari Dlingo (Lestarikan ekosistem dan terapkan tani ramah lingkungan inovatif DI Dlingo) menjadi solusinya.

Tiga komponen inovasi ini bisa dilakukan sendiri oleh petani secara mandiri :
- Teknoloi hayati local 4 in 1, pupuk organik padat terfermentasi, POC, ZPT, dan pestisida nabati
- Sensor tanah dan monitoring pemupukan secara presisi
- Biolab mini di kelompok tani untuk incubator inovasi

Tahapan pelaksanaan iovasi:
- Pelatihan pembuatan teknologi lokal 4 in 1
- Pendampingan selama budidaya padi dengan sensor tanah dan monitoring pemupukan secara presisi
- Dengan adanya peningkatan hasil panen dan kualitas gabah, poktan membuat biolab mini untuk membuat teknologi hayati 4 in 1 secara mandiri agar kelangsungan inovasi terjaga.

Manfaat Inovasi
- Bagi Penyuluh :
Memperkuat peran penyuluh sebagai innovator dan fasilitator teknologi ramah lingkungan melalui pengembangan kelembagaan pertanian tingkat lokal.
2. Bagi Petani dan Kelompok Tani:
Meningkatkan hasil dan mutu pertanian dan menurunkan biaya produksi sehingga petani semakin mandiri dalam mengelola usaha tani. Ketua kelompok tani Kismo Mudo, Dusun Rejosari, Terong telah menerapkan inovasi Lestari Dlingo. Pendampingan inovasi dari BPP Kapanewon Dlingo selama budidaya dengan berbagai produk organik mampu meningkatkan produksi dari 5,3 ton/ha menjadi 7 ton/ha. Kualitas gabah semakin bernas. Kelompok tani mendukung dengan menambah luas penerapan inovasi dengan adanya Biolab mini untuk memenuhi kebutuhan kelompok tani.
3. Bagi Masyarakat dan Ekosistem Sekitar:
Kualitas lingkungan hidup terjaga dan meningkatkan kesadaran akan pertanian berkelanjutan

Dampak Inovasi
Dampak dari Penerapan Inovasi Daerah “LESTARI DLINGO”:
- Mendorong terciptanya sistem pertanian yang efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
- Mengurangi ketergantungan terhadap pupuk dan pestisida kimia melalui penggunaan bahan hayati multifungsi (kompos/ bahan organik terfermentasi, POC-ZPT-Pestisida Nabati).
- Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit dengan pendekatan alami. Petanilebih siap dalam memitigasi perubahan iklim.
- Kelompok tani menjadi P4S dengan spesialisasi pupuk hayati
- Peningkatan swasembada pangan yang merupakan program asta cita presiden prabowo
- Jejaring kelompok tani melalui pemasaran produk hayati. Produk kelompok tani juga bisa digabung menjadi produk yang bisa dipasarkan di Koperasi Merah Putih
- Program inovasi ini mendukung program prioritas bupati Bantul di bidang pertanian yaitu pemanfaatan pekarangan, produksi mandiri benih dan pengolahan pupuk organik.

Pedoman Teknis Inovasi Lestari Dlingo bisa diunduh di sini (link unduhan)
Informasi lebih lanjut, bisa menghubungi:
- Silakan berkunjung ke Balai Penyuluhan Pertanian (BPP Dlingo) d.a. Jalan Patuk-Dlingo, Dangwesi, Terong, Bantul / DKPP Bantul d.a. Kompleks Pemda II Bantul
- Telepon: 0274 6460236 (DKPP Bantul) atau 087839599421 (Rohmat)
- Email: dkpp@bantulkab.go.id atau rohm4thidayat@gmail.com
- Instagram: @dkpp_bantul atau @bppamingtanidlingo
- Website: dkpp.bantulkab.go.id
Berkas
Nama Berkas | Tanggal Unggah |
---|---|
PEDOMAN-TEKNIS-INOVASI-LESTARI-DLINGO.pdf | 29 Mei 2025 17:05 |