Mengenal Lebih Dekat Penyakit Luka Api (Sporisorium scitamineum) pada Tanaman Tebu

Pendahuluan

Tebu (Saccharum officinarum Linn) merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula. Mengutip dari wikipedia tanaman ini termasuk ke dalam jenis rumput-rumputan dan hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tebu merupakan salah satu komoditas yang memiliki peran penting di sektor pertanian sehingga ketersediaan bahan baku sangat diperlukan. Hal ini merupakan peluang bagi petani untuk mengembangkan budidaya tanaman tebu agar produksi tebu meningkat dan pemenuhan kebutuhan gula masyarakat tercukupi.

Salah satu kendala dalam budidaya tanaman tebu adalah adanya organisme penganggu tumbuhan (OPT). Dalam Peraturan Menteri Pertanian Tahun 2009 Nomor 46 disebutkan bahwa OPT adalah semua organisme yang dapat merusak, menganggu kehidupan atau menyebabkan kematian pada tumbuhan. 

Saat dilakukan pengamatan oleh peserta Sekolah Lapang Bongkar dan Rawat Ratoon Tebu di Kapanewon Pleret, bersama tim teknis lapangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, ditemukan gejala Luka Api pada tanaman tebu yang berupa terbentuknya cambuk pada bagian ujung tanaman. Serta terlihat gejala hangus seperti terbakar api. 

 

Pengamatan gejala serangan Luka api (Sporisorium scitamineum) di pertanaman tebu oleh petani dan tim DKPP Bantul pada kegiatan SL Tebu di Kapanewon Pleret 

(Foto: Dewi Novitasari)

 

Menurut (Hidayah,2020) penyakit luka Api merupakan salah satu penyakit utama pada tanaman tebu. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Sporisorium scitamineum yang menginfeksi tanaman melalui mata tunas. Tanaman yang terinfeksi memiliki gejala yang sangat khas yakni terbentuknya cambuk pada bagian ujung tanaman. Cambuk ini terdiri atas teliospora jamur yang berperan sebagai sumber inokulum yang ditularkan melalui angin. Penyakit luka api akan berkembang dengan baik pada kondisi panas dan kering. Teknik pengendalian secara prefentif yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan bibit yang sehat dan dipastikan tidak terinfeksi jamur Sporisorium scitamineum

Apabila sudah terdapat gejala penyakit luka api maka sebaiknya dilakukan eradikasi tanaman yang terinfeksi dengan mencabut seluruh batang dalam satu rumpun meskipun hanya ada satu batang yang bergejala untuk mencegah menyebarnya spora di lapangan (Wada et al. 1999; Bhuiyan et al. 2013; Shailbala et al. 2013). 

Kontributor : Dewi Novitasari, S.P. (POPT DPPKP Kabupaten Bantul)

 

REFERENSI

 

Deptan. (2009). Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 46, Tahun 2009, tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan dan Angka Kreditnya.

 

Nurul Hidayah (2020). Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri, Vol. 12: 2, 1-15.

 

Wada, A., Mian, M., Anaso, A., Busari, L., Kwon-Ndung, E., 1999. Control of sugarcane smut

(Ustilago scitaminea Syd) disease in Nigeria and suggestions for an integrated pest management approach. An Int. J. Sugar Crop. Relat. Ind. 1, 48–53.