IP400 DIMATA PETUGAS PMHP

Kabupaten Bantul merupakan produsen beras yang menopang Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Beras produksi Kabupaten Bantul diharapkan akan mengisi pasar daerah sekitar agar kebutuhan akan beras  terpenuhi.       

Padi di Bantul ditanam di lahan sawah, baik beririgasi maupun tadah hujan (SP Lahan Bantul  2021). Petani merencanakan kebutuhan pupuk secara berkelompok dengan menyusun Rencana Dasar Kebutuhan Kelompok (RDKK). RDKK inilah yang akan dijadikan dasar pemesanan pupuk bersubsidi. Selanjutnya petani menyepakati jadwal persemaian (Ngurit). Varietas yang ditanam bebas menurut keinginan dari masing masing petani, dan diarahkan oleh petugas terkait dengan pemutusan siklus hama penyakit dengan perguliran varietas. 

Untuk menjaga dan menjamin ketersediaan air bagi sawah lokasi IP400, perlu ada koordinasi dengan instansi terkait dalam hal ini di Kabupaten Bantul salah satunya adalah Dinas Pekerjaan Umum  dan Perumahan Rakyat. Penentuan lokasi IP400 secara bersama antara Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum,  penentuan bersama akan memetakan area yang memiliki potensi suplesi air yang terjaga  sehingga area IP400 menjadi tepat. 

Petani memiliki langganan pengusaha traktor dalam mengolah tanah, hampir semua kelompok tani sekabupaten Bantul telah memiliki traktor. Apabila traktor yang ada di area sekitar lahan kurang mencukupi jumlahnya maka petani dan kelompok akan menghubungi pengusaha alat mesin pertanian yang berdomisili di area berdekatan serta memilih operator yang mumpuni. Kecukupan jumlah traktor pengolah tanah ini penting agar lahan segera siap untuk ditanami. Bila kurang, maka waktu pengolahan tanah akan menjadi lama. Pengolahan tanah tidak cukup hanya membalik tanah di area tanam, tetapi juga melakukan perbaikan sanitasi yaitu membersihkan gulma termasuk yang ada di pematang dan area sekitar lahan. Agar pengolahan tanah tertangani secara baik maka kelompok perlu menugaskan anggotanya atau membuat satu seksi yang khusus menangani pengolahan tanah ini.

Persemaian dilakukan secara serentak yang  ditentukan oleh keputusan bersama tingkat kelompok, begitu pula waktu tanamnya. Agar persemaian bisa menghemat waktu maka perlu sosialisasi kembali tentang umur semai muda maksimal 21 hari (sebelumya 35 hari), semai ditempat lain. Untuk memangkas waktu dapat dilakukan nyulik (memanen lebih awal sebagian area untuk selanjutnya area itu digunakan untuk persemaian), menyemai diluar area dan menggunakan jasa transplater berikut bibitnya. Saat benih akan ditebar perlu dilakukan pencelupan pada larutan agensia hatyati seperti Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). PGPR merupakan bakteri yang berkoloni di sekitar perakaran yang memacu pertumbuhan dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap jamur pathogen (distanganpangan Magelang, 2018).

Dalam kegiatan tanam saat ini, kendala ada pada jumlah buruh tanam yang minim. Seringkali petani menunggu antrian buruh tanam yang cukup lama, lamanya menunggu ini berakhibat pada penurunan kualitas bibit yang akan ditanam, semakin lama maka umur bibit akan semakin tua. Menurut Musa (2000), bertanam padi sawah secara tanam pindah dengan bibit muda (umur 10-15 hss) dan jumlah bibit kurang dari 5 batang per rumpun dapat meningkatkan mutu gabah yang dihasilkan. Sedangkan Balitpa (2002) menyatakan bahwa penanaman bibit muda (umur 10-15 hss) dengan jumlah bibit tunggal (1 batang per rumpun) akan memberikan pertumbuhan yang lebih baik dan mampu beradaptasi serta dapat menghemat pemakaian benih sampai 50%. Kelompok didorong untuk membentuk regu tanam dan/atau menggunakan transplanter sesuai dengan misi kementrian pertanian yaitu moderen. Dengan regu tanam diharapkan kesulitan mencari penanam akan dibantu mencarikan oleh regu tanam baik yang menghendaki menggunakan manual tenaga manusia maupun menggunakan mesin tranplanter

Dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman diutamakan pendekatan pencegahan dengan mengedepankan pengamatan yang intensif. Maka kelompok perlu membentuk regu pengendali organisme pengganggu tanaman (OPT). Dengan semakin berkurangnya subsidi pupuk serta semakin mahalnya pupuk, petani diajak untuk menggunakan pupuk organik yang berasal dari kandang maupun dedaunan yang dapat diproduksi sendiri. Selain menghemat biaya karena mengurangi penggunakan pupuk pabrik yang harus beli, kualitas hasil produksi petani dengan menggunakan pupuk organik juga akan meningkat. Penambahan bahan organik merupakan suatu tindakan perbaikan lingkungan tumbuh tanaman yang antara lain dapat meningkatkan efisiensi pupuk (Adiningsih dan Rochayati, 1988). Hasil penelitian penggunaan bahan organik, seperti sisa-sisa tanaman yang melapuk, kompos, pupuk kandang atau pupuk organik cair menunjukkan bahwa pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas tanah dan efisiensi pemupukan serta mengurangi kebutuhan pupuk, terutama pupuk K.

Tingkat kematangan gabah dan kualitas alat penggilingan sangat menentukan rendemen, tingkat kehilangan hasil dan mutu/kualitas beras. Umur tanaman padi yang belum optimal dan tidak seragam akan menurunkan mutu/kualitas dan rendemennya (agrotek.id, 2021). Saat yang tepat untuk panen padi adalah ketika bulir Panen, regu panen, combine harvester

Belum banyak kelompok tani yang memiliki mesin penggilingan padi, karenannya perlu untuk bekerjasama dengan penggilingan setempat (dekat dengan tempat bahan baku) atau pengadaan penggilingan berikut dengan bangunan produksinya. Hal ini perlu dilakukan mengingat mayoritas konsumen akhir dari hasil produksi budidaya padi membeli dalam wujud beras bukan gabah. 

Salah satu upaya meningkatkan daya saing produk, maka gabah perlu diubah menjadi beras yang berijin edar. Karenanya kelompok dipersiapkan untuk memiliki NIB dan ijin edar produk berupa nomor Produk Dalam (PD) atau nomor Produk Dalam Usaha Kecil (PDUK) untuk usaha mikro dan kecil. Dengan memiliki nomor PD dan PDUK tersebut maka mutu dan keamanan pangan Produk Segar Asal Tumbuhan (PSAT) beras asal kelompok telah minimal terbina bahkan telah terjamin.

Untuk mengawal semua proses yang dilakukan oleh anggotanya, kelompok perlu membentuk petugas pengendali SOP internal. Personil inilah yang setiap saat akan mengingatkan rekan anggota untuk dapat taat terhadap SOP yang telah disusun dan disepakati bersama dalam kelompok sebelumnya.

Penulis : RM.Yohanes Arybowo. PMHP Muda